Materi pembelajaran Calon Guru Penggerak (CGP) modul 1.3.a.10 Visi guru Penggerak. Visi saya sebagai Calon Guru Penggerak : “Mewujudkan Peserta Didik yang Berkarakter sesuai Pelajar Pancasila“
Pada Kegiatan Belajar Mengajar di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, kondisi yang mengharuskan melakukan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau BDR yakni Kegiatan Belajar Mengajar secara tidak langsung. Inovasi, kreatif dan motivasi guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar sangat mempengaruhi peserta didik. Hal yang bisa dirasakan adalah rasa jenuh dan bosan yang dalam Kegiatan Belajar Mengajar yang membawa kondisi pada murid tidak lagi dalam kondisi semangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran secara daring. Hal ini kemungkinan pembelajaran secara daring dirasa monoton, kurang kreatif dan inovasi.
Kondisi murid merasa jenuh dan bosan ini guru dituntut untuk dapat menciptakan kegiatan dalam pembelajaran yang kreatif, bervariasi, menarik, dan dapat menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran yang efektif dan Interaktif. Untuk itu kami mencobakan dengan teknik yang bervarisai dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan cara pembelajaran zoom meeting, google classroom, jogja belajar, quizz dan lain-lain.
Manajemen perubahan Inkuiri Apresiatif BAGJA secara nyata bersama komunitas dan pemangku kepentingan di sekolah hal ini menunjukkan paradigma berbasis kekuatan yang dijalankan dalam suasana positif. Untuk menjalankan tahapan BAGJA untuk menghasilkan sebuah rekomendasi perubahan. Filosofi dan proses untuk memanfaatkan kekuatan dan pengalaman semua orang yang berada dalam suatu sistem untuk mewujudkan yang diinginkan. Menurut Jon, inkuiri apresiatif dapat menyuntikkan energi, harapan dan optimisme ketika kebutuhan untuk perubahan telah teridentifikasi. Konsep IA ini pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider “Human systems grow in the direction of what they persistently ask questions about, and this propensity is strongest and most sustainable when the means and the ends of inquiry are positively correlated”. (Noble & McGrath, 2016). Peter F Drucker, “the leaders of the past knew how to tell, the leaders of the future will know how to ask”. Pendekatan Inkuiri Apresiatif ini dalam penerapannya di Pendidikan Guru Penggerak (PGP) di terapkan melalui sintak BAGJA, yakni Buat Pertanyaan (Define); Ambil pelajaran (Discover); Gali mimpi (Dream); Jabarkan rencana (Design); dan Alur eksekusi (Deliver). Menurut Townsin, inkuiri apresiatif dapat menyuntikkan energi, harapan dan optimisme ketika kebutuhan untuk perubahan telah teridentifikasi. Sehingga dengan menerapkan pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) yang mempunyai tahapan BAGJA, guru penggerak harus mampu menerapkan manajemen perubahan positif untuk mewujudkan murid yang berkarakter Profil Pelajar Pancasila.
Dengan pendekatan AI dimulai dengan cara mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan, tindak lanjut, hal baik apa yang telah ada di sekolah, mencari cara bagaimana dapat dipertahankan. Lalu memunculkan strategi bagaimana cara untuk mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik. Kemudian apa yang menjadi kelemahan, kekurangan, dan ketiadaan menjadi tidak relevan. Berpijak dari hal positif yang ada, di sekolah kemudian menyelaraskan kekuatan atau aset tersebut dengan visi sekolah dan visi setiap warga sekolah. Visi dirumuskan mengenai murid masa depan kita selaraskan dengan kondisi rril di sekolah. Kemudian cara mencapai visi, tidak mungkin berjalan sendiri. Karena perubahan terjadi dengan adanya keterlibatan dari berbagai aktor di dalam lingkungan. Begitu pula pada mimpi yang telah dilukiskan dalam kenyataan, hal ini tentu ada aktor-aktor lain yang juga turut berperan. Dasar pendekatan inkuiri apresiatif adalah aset atau sumber kekuatan yang dapat saya manfaatkan untuk meraih mimpi itu. Hal lain yang terpenting yaitu membuat pemetaan kekuatan. Pemetaan kekuatan ini dilakukan untuk mengetahui, mempelajari, menjalankan siapa yang dapat ikut berperan mendukung dan bentuk dukungan seperti apa yang bisa dimanfaatkan. Karena dengan cara itu dukungan dan peran dapat dimanfaatkan secara maksimal sesuai kondisi.
Murid yang memiliki kebebasan untuk melakukan mengembangkan potensi diri, inovasi, belajar dengan mandiri, kreatif, menyenangkan dan tanpa ada paksaan.
Untuk mewujudkan Visi yang dibuat disesuaikan dengan kondisi dan kekuatan yang ada dalam diri dan luar diri terutama kondisi murid, guru, sekolah (sarana, prasarana, kurikulum, RPS, RKAS, Rapor Mutu, EDS), lingkungan sekitar sekolah, pemangku kebijakan (Pemerintah Daerah, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Kepala Sekolah, Orang Tua dan Komite Sekolah), Pengawas, Komunitas dan Dunia Usaha dan Industri (DUDI) serta Instansi yang terkait lainnya.
Menurut Mendikbud Nadiem, kata ” Merdeka Belajar” paling tepat digunakan sebagai filosofi perubahan dari metode pembelajaran yang terjadi selama ini. Merdeka belajar sangat dibutuhkan di era ini. Anak-anak tidak lagi harus mengikuti kurikulum yang tersedia, namun bisa menggunakan metode belajar yang paling cocok digunakan.
“Merdeka Belajar” terdapat kemandirian dan kemerdekaan bagi lingkungan pendidikan menentukan sendiri cara terbaik dalam proses pembelajaran. Kemerdekaan itu juga berlaku untuk guru di dalam kelas, agar dapat menentukan sendiri apa cara mengajar yang terbaik untuk anak didiknya. Selain itu, guru juga dapat secara merdeka untuk memilih elemen-elemen dari kurikulum yang terbaik.
Mengutamakan murid, karir murid dan pembelajaran murid. Guru dituntut melakukan berbagai macam inovasi. Tidak semua inovasi harus sukses. Kita harus terus mencoba berinovasi, agar kita mengetahui apa yang cocok untuk sekolah kita.
“Merdeka Belajar” memerlukan media pembelajaran yang tepat guna manfaatnya yang disesuaikan dengan materi pelajaran. Media pembelajaran yang biasa saya gunakan agar anak merasa aman dan senang adalah media pembelajaran yang bisa menarik perhatian mereka, misalnya : media pembelajaran yang berbasis digital misalnya memanfaatkan YouTube, video call, Google Classroom, permainan Quizizz. Dalam segala kegiatan dan tindakan yang saya lakukan pastilah ada hambatan dan tantangan. Akan tetapi hal tersebut tidak akan menyurutkan saya untuk melakukan perubahan positif. Dengan pemanfatan media pembelajaran yang efektif dan interaktif saya sebagai calon guru penggerak berharap kegiatan pembelajaran bisa berjalan dengan lancar sehingga tujuan untuk mewujudkan siswa yang berkarakter Profil Pelajar Pancasila bisa terwujud. Hal yang pertama saya lakukan dengan sosialisasi “Mewujudkan Peserta Didik yang Berkarakter sesuai Pelajar Pancasila“, setelah itu pelaksanaan dan tindak lanjut dalam KBM.
Filed under: Berita Umum, Guru Penggerak | Leave a comment »