1.4.a.10.1. Jurnal Refleksi – Minggu 7

1.3.a.10. Aksi Nyata – Visi Guru Penggerak

Materi pembelajaran Calon Guru Penggerak (CGP) modul 1.3.a.10 Visi guru Penggerak. Visi saya sebagai Calon Guru Penggerak : “Mewujudkan Peserta Didik yang Berkarakter sesuai Pelajar Pancasila

Pada Kegiatan Belajar Mengajar di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, kondisi yang mengharuskan melakukan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau BDR yakni  Kegiatan Belajar Mengajar secara tidak langsung. Inovasi, kreatif dan motivasi guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar sangat mempengaruhi peserta didik. Hal yang bisa dirasakan adalah rasa jenuh dan bosan yang dalam Kegiatan Belajar Mengajar yang  membawa kondisi pada murid tidak lagi dalam kondisi semangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran secara daring. Hal ini kemungkinan pembelajaran secara daring dirasa monoton, kurang kreatif dan inovasi.

Kondisi murid merasa jenuh dan bosan ini guru dituntut untuk dapat menciptakan kegiatan dalam pembelajaran yang kreatif, bervariasi, menarik, dan dapat menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran yang efektif dan Interaktif. Untuk itu kami mencobakan dengan teknik yang bervarisai dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan cara pembelajaran zoom meeting, google classroom, jogja belajar, quizz dan lain-lain.

Manajemen perubahan Inkuiri Apresiatif BAGJA secara nyata bersama komunitas dan pemangku kepentingan di sekolah hal ini menunjukkan paradigma berbasis kekuatan yang dijalankan dalam suasana positif. Untuk menjalankan tahapan BAGJA untuk menghasilkan sebuah rekomendasi perubahan. Filosofi dan proses untuk memanfaatkan kekuatan dan pengalaman semua orang yang berada dalam suatu sistem untuk mewujudkan yang diinginkan. Menurut Jon, inkuiri apresiatif dapat menyuntikkan energi, harapan dan optimisme ketika kebutuhan untuk perubahan telah teridentifikasi. Konsep IA ini pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider “Human systems grow in the direction of what they persistently ask questions about, and this propensity is strongest and most sustainable when the means and the ends of inquiry are positively correlated”. (Noble & McGrath, 2016). Peter F Drucker, “the leaders of the past knew how to tell, the leaders of the future will know how to ask”. Pendekatan Inkuiri Apresiatif ini dalam penerapannya di Pendidikan Guru Penggerak (PGP) di terapkan melalui sintak BAGJA, yakni Buat Pertanyaan (Define); Ambil pelajaran (Discover); Gali mimpi (Dream); Jabarkan rencana (Design); dan Alur eksekusi (Deliver). Menurut Townsin, inkuiri apresiatif dapat menyuntikkan energi, harapan dan optimisme ketika kebutuhan untuk perubahan telah teridentifikasi. Sehingga dengan menerapkan pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) yang mempunyai tahapan  BAGJA, guru penggerak harus mampu menerapkan manajemen perubahan positif  untuk mewujudkan murid yang berkarakter Profil Pelajar Pancasila. 

Dengan pendekatan AI dimulai dengan cara mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan, tindak lanjut, hal baik apa yang telah ada di sekolah, mencari cara bagaimana  dapat dipertahankan. Lalu memunculkan strategi bagaimana cara untuk mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik. Kemudian apa yang menjadi kelemahan, kekurangan, dan ketiadaan menjadi tidak relevan. Berpijak dari hal positif yang  ada, di sekolah kemudian menyelaraskan kekuatan atau aset tersebut dengan visi sekolah dan visi setiap warga sekolah. Visi dirumuskan mengenai murid masa depan kita selaraskan dengan kondisi rril di sekolah. Kemudian cara  mencapai visi,  tidak mungkin berjalan sendiri. Karena perubahan  terjadi dengan adanya keterlibatan dari berbagai aktor di dalam lingkungan. Begitu pula pada mimpi yang telah dilukiskan dalam kenyataan, hal ini tentu ada  aktor-aktor lain yang juga turut berperan. Dasar pendekatan inkuiri apresiatif adalah aset atau sumber kekuatan yang dapat saya manfaatkan untuk meraih  mimpi itu. Hal lain yang terpenting yaitu membuat pemetaan kekuatan. Pemetaan kekuatan ini dilakukan untuk mengetahui, mempelajari, menjalankan siapa yang dapat ikut berperan mendukung dan bentuk dukungan seperti apa yang bisa dimanfaatkan. Karena dengan cara itu dukungan dan peran dapat dimanfaatkan secara maksimal sesuai kondisi.

Murid yang memiliki kebebasan untuk melakukan mengembangkan potensi diri, inovasi,  belajar dengan mandiri, kreatif, menyenangkan dan tanpa ada paksaan.

Untuk mewujudkan Visi yang  dibuat disesuaikan dengan kondisi dan kekuatan yang ada dalam diri dan luar diri terutama kondisi murid, guru, sekolah (sarana,  prasarana, kurikulum, RPS, RKAS, Rapor Mutu, EDS), lingkungan sekitar sekolah, pemangku kebijakan (Pemerintah Daerah, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Kepala Sekolah, Orang Tua dan Komite Sekolah), Pengawas, Komunitas dan Dunia Usaha dan Industri (DUDI) serta Instansi yang terkait lainnya.

Menurut Mendikbud  Nadiem, kata ” Merdeka Belajar” paling tepat digunakan sebagai filosofi perubahan dari metode pembelajaran yang terjadi selama ini. Merdeka belajar sangat dibutuhkan di era ini. Anak-anak tidak lagi harus mengikuti kurikulum yang tersedia, namun bisa menggunakan metode belajar yang paling cocok digunakan.

“Merdeka Belajar” terdapat kemandirian dan kemerdekaan bagi lingkungan pendidikan menentukan sendiri cara terbaik dalam proses pembelajaran. Kemerdekaan itu juga berlaku untuk guru di dalam kelas, agar dapat menentukan sendiri apa cara mengajar yang terbaik untuk anak didiknya. Selain itu, guru juga dapat secara merdeka untuk memilih elemen-elemen dari kurikulum yang terbaik. 

Mengutamakan murid, karir murid dan pembelajaran murid.  Guru dituntut melakukan berbagai macam inovasi. Tidak semua inovasi harus sukses. Kita harus terus mencoba berinovasi, agar kita mengetahui apa yang cocok untuk sekolah kita.

 “Merdeka Belajar” memerlukan media pembelajaran yang tepat guna manfaatnya  yang disesuaikan dengan materi pelajaran. Media pembelajaran yang biasa saya gunakan agar anak merasa aman dan senang adalah media pembelajaran yang bisa menarik perhatian mereka, misalnya : media pembelajaran yang berbasis digital misalnya memanfaatkan YouTube, video call, Google Classroom, permainan Quizizz. Dalam segala kegiatan dan tindakan yang saya lakukan pastilah ada hambatan dan tantangan. Akan tetapi hal tersebut tidak akan menyurutkan saya untuk melakukan perubahan positif. Dengan pemanfatan media pembelajaran yang efektif dan interaktif saya sebagai calon guru penggerak berharap kegiatan pembelajaran bisa berjalan dengan lancar sehingga tujuan untuk mewujudkan siswa yang berkarakter Profil Pelajar Pancasila bisa terwujud. Hal yang pertama saya lakukan dengan sosialisasi “Mewujudkan Peserta Didik yang Berkarakter sesuai Pelajar Pancasila“, setelah itu pelaksanaan dan tindak lanjut dalam KBM.

1.3.a.9. Koneksi Antar Materi – Visi Guru Penggerak

1.3.a.10.2. Jurnal Refleksi – Minggu 6

1.3.a.10.1. Jurnal Refleksi – Minggu 5 (Eko Margiyanto_SMP Negeri 1 Bantul)

1.3.a.4.2. Eksplorasi Konsep – Berbagi Tugas Kesimpulan tentang Inkuiri Apresiatif

  • Apa saja yang menurut Anda menjadi informasi utama dalam bacaan dan video yang disajikan?

Sekolah dijadikan sebagai rumah yang aman, nyaman dan bermakna bagi murid. Menjadi impian yang diidam-idamkan bagi  guru dan murid. Perubahan sangat diperlukan yang mendasar dan upaya yang konsisten untuk  mewujudkankannya. Perubahan positif dan konstruktif di sekolah  membutuhkan waktu dalam kegiatan ini,  dan bersifat sedikit demi sediki. Pendekatan yang  dilakukan adalah Inkuiri Apresiatif (IA). Pendekatan IA  dimulai dengan upaya  mengidentifikasi hal aik  yang ada di sekolah. Melakukan solusi  agar hal yang baik dapat dipertahankan, sehingga kelemahan dan kekurangan menjadi relevan. Menjalankan model manajemen perubahan Inkuiri Apresiatif BAGJA secara nyata bersama komunitas dan pemangku kepentingan di sekolah. Juga menjalankan tahapan BAGJA untuk menghasilkan sebuah rekomendasi perubahan.

Fokuskan untuk menjalankan BAGJA tahap demi tahap. Susunlah pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengungkap hal paling menyenangkan, positif atau menarik dari pengalaman-pengalaman komunitas di sekolah saat mengikuti kegiatan. Bukalah ruang dialog bersama ragam unsur untuk menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai di tiap tahapan BAGJA.

Tahapan utama  pendekatan Inkuiri Apresiatif adalah BAGJA, singkatan  dari :

  • Buat Pertanyaan (Define);,
  • Ambil Pelajaran (Discover),
  • Gali Mimpi (Dream),
  • Jabaran Rencana (Design);,
  • Atur Eksekusi (Deliver).

  • Informasi apa yang paling dapat membantu Anda dalam peran sebagai guru penggerak kelak?

Setiap tahapan BAGJA untuk mendapatkan rumusan rekomendasi. Kita perlu percaya bahwa perubahan adalah upaya gotong-royong. Model BAGJA merupakan praktik membawakan proses perubahan berbasis kekuatan.

Sekolah akan ditantang untuk menjalankan model manajemen perubahan Inkuiri Apresiatif BAGJA secara nyata bersama komunitas dan pemangku kepentingan di sekolah. Sekolah diminta untuk menjalankan tahapan BAGJA untuk menghasilkan sebuah rekomendasi perubahan. Inkuiri apresiatif dapat menyuntikkan energi, harapan dan optimisme ketika kebutuhan untuk perubahan telah teridentifikasi.

BAGJA memiliki keterangan sebagai berikut:

  1. Buat Pertanyaan adalah menentukan arah penelusuran berdasarkan pertanyaan-pertanyaan, terkait perubahan apa yang diinginkan atau diimpikan.
  2. Ambil Pelajaran adalah fokus satu pertanyaan utama yang disepakati, kemudian ambil pelajaran hal positif indvidu atau kelompok dari pertanyaan tersebut.
  3. Gali Mimpi adalah menggali mimpi sebagai kondisi ideal yang diinginkan, diimpikan, dan diharapkan terjadi di sekolah melalui sebuah narasi berdasar atas keadaan yang ada.
  4. Jabaran Rencana adalah mengidentifikasi tindakan dan mengambil keputusan-keputusan apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi. berdasarkan perencanaan awal dari pertanyaan yang tersusun agar lebih nyata.
  5. Atur Eksekusi adalah membantu transformasi rencana menjadi nyata yang mampu memutuskan peran dalam pelaksanaan, merumuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan.

Demikianlah kesimpulan saya tentang materi Inkuiri Apresiatif.

Aksi Nyata Nilai dan Peran Guru Penggerak

1.2.a.9. Koneksi Antar Materi – Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak

1.2.a.9. Koneksi Antar Materi

Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak

Oleh :

Eko Margiyanto

SMP Negeri 1 Bantul

CGP_Kabupaten Bantul_78_D1

Guru Penggerak merupakan pemimpin dalam pembelajaran yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik sesuai dengan kodrat yang ada dalam dirinya serta mampu secara aktif dan proaktif mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu pembelajaran yang berpusat pada murid, serta mampu menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan “Merdeka Belajar”.

Oleh karena itu  guru penggerak harus memiliki nilai-nilai mandiri, reflektif, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada murid. Dengan nilai -nilai tersebut seorang guru penggerak diharapkan bisa mengemban peran: menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru yang lain, mendorong kolaborasi antarguru, mewujudkan merdeka belajar.

Filosofi  Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan dan pengajaran yaitu sesuai dengan slogan pendidikan di Indonesia. Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Artinya di depan memberi contoh, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan.Penekanan Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa pendidikan harus berpusat pada murid, pendidikan yang dilakukan harus berhamba pada murid, murid diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya. Kehadiran Guru Penggerak sebagai pilot project program “Merdeka Belajar” adalah memastikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara diimplementasikan dalam kegiatan belajar. Guru penggerak juga harus mampu menjadi teman yang penuh inspirasi bagi guru-guru lain serta mampu menyemangati dan menguatkan  dalam hal seperti apapun kondisi yang dihadapi di lapangan.

Mewujudkan nilai-nilai guru penggerak dalam diri kita bukanlah suatu hal yang mudah, butuh belajar, proses, dan pembiasaan – pembiasaan yang dilakukan secara berkesinambungan agar nilai tersebut melekat dalam diri kita. Strategi yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan nilai – nilai guru penggerak antara lain : 

  1. Berperan aktif melakukan perubahan – perubahan dalam berinovasi dan berani mengambil resiko secara bertanggungjawab.
  2. Membentuk diri kita bisa layak diteladani baik dari sikap kita dalam cara bertutur kata maupun tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Mewujudkan self regulated learning sehingga mampu merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan diri, memotivasi diri dan melakukan evaluasi.
  4. Perbanyak diri kita dalam membaca dan berdiskusi agar kita mampu berinovasi.
  5. Tidak menganggap diri kita yang paling pintar karena akan menutup ruang kolaborasi dengan teman – teman guru yang lain.

Apapun yang kita kerjakan dan lakukan, sekuat apapun kita tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari pihak lain. Untuk bisa menjadi guru penggerak yang tergerak untuk bergerak dan menggerakkan bukan sekadar upaya dari dalam diri. Seorang guru penggerak membutuhkan pihak lain untuk mencapai gambaran diri. Pihak-pihak tersebut bisa saja berasal dari dalam maupun luar lingkungan sekolah.

  1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah yang memiliki daya paling  tinggi untuk menggerakkan komunitas sekolah sangat mutlak dibutuhkan dukunganya. Kepala sekolah berperan  memberikan dukungan dan kebijakan dalam implementasi nilai dan peran guru penggerak. Dukungan kepala sekolah besar artinya bagi seorang guru penggerak untuk terus tergerak menemukan gagasan tepat guna. Selain itu, kebijakan sekolah yang berpihak pada guru penggerak akan memudahkan untuk bergerak dan menggerakkan.

  • Teman Sejawat

Teman sejawat  merupakan pihak yang  membantu guru penggerak mencapai gambaran diri. Peran teman sejawat di sini adalah sebagai rekan berkolaborasi. Keterbukaan guru penggerak untuk berkolaborasi adalah kunci keberhasilan. Teman sejawat akan mampu menempatkan diri sebagai rekan yang baik selama proses perubahan berjalan.

  • Orang Tua / Wali Murid

Dukungan dari orang tua murid  penting bagi guru penggerak, pertemuan dengan orang tua murid  dilakukan lebih rutin, tidak hanya pada rapat rapat komite ataupun saat murid  mendapatkan masalah tetapi pertemuan dengan orang tua murid bisa dilakukan setiap saat. Orang tua murid merupakan sosok penggerak  maka harus dilibatkan dalam merancang pendidikan yang lebih terencana. Karena orang tua bisa membantu untuk membantu kegiatan perkembangan pendidikan dari keluarga yang imbasnya bisa kita rasakan di sekolah dan lingkuan sekitar. Komponen ini tidak kalah pentingnya dalam membantu guru penggerak mencapai gambaran diri. Sebagai salah satu Tri pusat pendidikan, orang tua berperan menjadi sumber informasi kemajuan belajar murid di rumah. Dari informasi tersebut, guru penggerak bisa menyusun langkah tepat yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan anak mereka.

  • Murid

Murid merupakan pihak utama yang mendukung guru penggerak dalam mencapai gambaran diri. Untuk bisa tergerak, murid memberikan dukungan  partisipasi aktif pada implementasi setiap gagasan orisinal. Hal ini akan memacu guru penggerak terus menggali ide-ide lain selama proses partisipasi murid. Selanjutnya murid yang sepakat menerima gagasan yang memudahkan guru penggerak untuk terus bergerak. Termasuk memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kelebihan gagasan  dijalankan. Selain itu, keaktifan murid  sangat membantu peran sebagai subjek apa yang akan dilakukan guru penggerak.

  • Warga Sekolah Lain.

Warga sekolah lainnya juga dapat membantu guru penggerak. Warga sekolah lain berperan sebagai pemberi masukan positif. Sebagai tokoh netral dalam proses pembelajaran, warga sekolah lain dapat memberikan masukan terkait efisiensi proses perubahan yang sedang dilakukan tanpa melibatkan ego pribadi.

  • Komite Sekolah.

Komite sekolah sebagai perwujudan dari orang tua/wali murid, komite sekolah mempunyai peran menjangkau semua lapisan. Melalui komite sekolah, guru penggerak akan mudah melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran murid di rumah. Dengan demikian guru penggerak akan terpacu menemukan langkah konkrit untuk memberikan tuntunan pada murid. Guru penggerak senantiasa tergerak untuk bergerak dan menggerakkan

1.2.a.8. Elaborasi Pemahaman – kumpulan pertanyaan

1.2.a.8. Elaborasi Pemahaman – kumpulan pertanyaan

Eko Margiyanto

SMP Negeri 1 Bantul

  1. Bagaimana peran guru untuk mendorong murid untuk lebih aktif dalam berfikir kritis ?
  2. Bagaimana peran guru dalam menangani murid yang tidak aktif belajar ?
  3. Bagaimana peran guru dalam melakukan kegiatan yang inovatif dalam pembelajaran yang berpusat pada murid?
  4. Bagaimana cara guru penggerak dalam melakukan pembelajaran yang berpusat pada murid ?
  5. Mengapa  guru penggerak harus memiliki nilai filosofi yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara dan bagaimana penerapannya ?
  6. Bagaimana cara kita dalam menanamkan supaya pendidikan sesuai dengan profil pelajar Pancasila sedangkan orang tua murid tidak peduli dengan perkembangan murid tersebut ?
  7. Bagaimana cara melakukan penerapan peran dan nilai-nilai guru penggerak ?
  8. Jelaskan mengapa peran guru dalam pembelajaran sangat penting ?
  9. Jelaskan hubungan peran dan nilai guru penggerak dikaitkan dengan perkembangan teknologi sekarang ini ?
  10. Jelaskan pentingnya memahami peran dan nilai guru pengerak dihubungan dengan motivasi murid dalam mengikuti kegiatan pembelajaran ?

1.2.a.10.2. Jurnal Refleksi – Minggu 4